Sunday, October 02, 2005

Posted by Unknown at 2:05 pm
Minggu, 02 Okt 2005,

Bali Kembali Dikoyak Bom

Image hosted by Photobucket.com

Empat Ledakan, Sedikitnya 23 Korban Tewas
DENPASAR - Bali kembali menjadi sasaran empuk serangan bom. Tadi malam, empat bom meledak hampir bersamaan di tiga tempat. Yakni, satu di Kuta dan dua di Jimbaran. Sedikitnya 23 orang tewas dan 70-an korban lainnya luka-luka. Ini merupakan ledakan terbesar kedua di Bali setelah bom di Sari Club Legian, Kuta yang menewaskan 202 korban pada 12 Oktober 2002.

Ledakan pertama terjadi di Raja Bar & Restoran di kawasan Kuta Sqare sekitar pukul 19.40 Wita. Lima menit kemudian menyusul ledakan di Jimbaran. Tepatnya di Kafe Nyoman, lalu 50 detik kemudian terdengar lagi ledakan di Kafe Menege. Keduanya berada di Pantai Muaya. Jarak Kafe Nyoman dengan Kafe Menege sekitar 100 meter.

Bangunan Raja Bar & Restoran berlantai tiga hancur lebur akibat dua ledakan. Tapi tidak sampai terjadi kebakaran. Semua kaca di bar lantai tiga hancur berantakan. Begitu juga dengan seisi kafe, mulai meja dan kursi terbang berhamburan. Kerusakan parah juga terjadi di lantai dua dan lantai dasar. Saat terjadi ledakan, kata saksi mata, banyak pengunjung sedang makan malam. Apalagi tadi malam adalah malam Minggu. "Sedang ramai-ramainya," katanya.

Kekuatan ledakan beradius hingga 50 meter. Tak pelak, bangunan di kanan kiri Raja Bar menjadi korban bom dahsyat ini. Seperti Roxy, Polo, Massage. Bedanya, kerusakan bangunannya tidak separah di Raja Bar. Cuma kacanya pecah.

Kepanikan terjadi di sana-sini. Suara jeritan dan tangis menggema di mana-mana. Trauma tiga tahun lalu terulang lagi. Trauma warga Kuta tiga tahun lalu kembali teringat dalam memori warga sekitar.

Dalam hitungan menit sejak ledakan di Raja Bar, suasana kacau balau. Warga sekitar panik menyelamatkan diri. Sementara pengunjung Raja Bar panik, sebagian berhamburan keluar menyelamatkan diri. "Itu ngurah, itu ngurah," teriak karyawan Raja Bar yang melihat rekannya (Ngurah, Red) digotong petugas PMI, penuh lumuran darah.

Ada kepala, tangan maupun usus korban berserakan 10 meter dari lokasi. Persis tragedi Bom Legian 12 Oktober silam. Bahkan salah satu petugas PMI Denpasar, Swasti terlihat memasukkan usus korban ke dalam plastik. "Waktu itu kejadian sekitar 19.40 Wita. Tiba-tiba saja ada suara meledak. Saya ke sini dengan ambulans penjaga pantai. Ada kepala yang lepas dari tubuh dan tangan. Sekitar sembilan orang kita selamatkan ke RS Graha Asih. Sebagian besar korban orang Asia," papar I Gusti Ngurah Tresna, koordinator penjaga pantai Kuta semalam.

"Saya awalnya ada di kantor Hotel Summer. Tiba-tiba saya dengar ada ledakan. Saya kira tabung gas meledak. Tidak tahunya ada bom lagi. Saya tidak bisa bicara banyak. Padahal kita sedang bangkit," sambung Made Sumer, mantan wakil bupati Badung yang juga pemilik Hotel Summer di bilangan Jalan Pantai Kuta 38, sekitar 500 meter timur lokasi ledakan.

Martinus P, manajer Kuta Square, toko dua blok selatan lokasi menuturkan, tidak ada korban jiwa di tokonya. Pun demikian, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya memulangkan 500 karyawannya. Di sisi lain, di tempat kejadian perkara (TKP), Raja Bar & Restaurant terlihat Kapolda Bali Irjen Pol Made Mangku Pastika.

Kapolda menyaksikan lokasi yang sudah hancur berantakan. Meski demikian, tidak ada satu pun komentar yang meluncur dari mulut orang nomor satu Polda Bali itu. Dia baru komentar begitu berada di Jimbaran.

Bom di Jimbaran
Kepanikan di Raja Bar & Restoran Kuta belum reda, menyusul ledakan di dua kafe di Jimbaran; Kafe Nyoman dan Kafe Menege. Di sebelah utara Kafe Nyoman ada Bela Kafe. Untungnya, kafe ini tidak terkena ledakan alias selamat. Total kafe di kawasan ini berjumlah 19 kafe.

Kafe berbentuk tenda di pinggiran pantai ini adalah tanah milik desa adapt Jimbaran yang disewa atau dikelola pengusaha kafe. Salah satu penyewa sekaligus pemilik Kafe Menege adalah Made Genok.

Mardian, seorang karyawan Teba Kafe yang kebetulan berada dekat Kafe Menege menjelaskan, saat itu dia sedang membakar ikan. "Saya melarikan diri ketika mendengar ledakan pertama. Belum jauh lari dari tempat membakar ikan, terdengar lagi ledakan kedua dari Kafe Nyoman," turut Mardian.

Made Burat, pemilik Kafe Bela mengaku mendengar ledakan dan menyaksikan kepanikan di sekitar kafe. Bahkan ia melihat tujuh orang sudah menjadi mayat. Dia juga sempat membantu pengunjung yang sekarat menuju tempat yang lebih aman. "Saya sempat mengontak Polsek Bualu dan Polsek Jimbaran. Sayang, teleponnya tidak nyambung karena sibuk," tutur Burat.

Karena telepon tidak nyambung, Burat menghubungi temannya yang disebut kenal dengan Wakapolda Bali Brigjen Teguh Soedarsono. Tak lama kemudian datang bantuan berupa ambulans dan polisi.

Jerit tangis terjadi di mana-mana. Warga pun turun membantu para korban. Mobil ambulans meraung-raung membelah malam untuk mengangkut para korban ke RS Sanglah dan Rumah Sakit Graha Buda. Korban baru tiba di Graha Asih pukul 20.00. Tampak Gubernur Bali Dewa Made Beratha menyaksikan para korban di rumah sakit ini.

Iwan, salah satu korban selamat di RS Graha Asih menuturkan, bom berada di bawah meja. Saat itu dia bersama 26 orang rombongan yang berlibur di Bali. Tapi, empat temannya meninggal dalam ledakan itu.

Dari data terakhir di RS Sanglah, korban tewas hingga 01.00 kemarin 23 orang dan puluhan korban luka-luka. Korban luka masih dirawat di RS Graha Asih dan RS Sanglah.

Hingga dini hari, kepanikan masih terlihat di lokasi-lokasi peledakan. Ini setelah muncul kekhawatiran adanya ledakan susulan. Pasukan Gegana polisi yang melakukan penyisiran berhasil menemukan 6 bom yang belum meledak.
(gup/han/yen/ima/djo)


sumber: www.jawapos.com

0 comments on " "

 

Me, Myself, and Mine Copyright © 2009 Girl Music is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez